Tekanan terhadap pelatih Manchester United, Ruben Amorim, kian menguat. Hasil imbang dramatis 4-4 melawan Bournemouth di Old Trafford menjadi titik terbaru yang memicu gelombang kritik dari publik dan pengamat sepak bola Inggris.

Alih-alih dianggap sebagai laga penuh karakter, pertandingan tersebut justru dinilai mencerminkan masalah lama Manchester United yang belum juga terselesaikan. Setan Merah kebobolan empat gol dari tim yang secara performa berada di bawah mereka, sebuah fakta yang sulit diterima bagi klub dengan standar tinggi seperti MU.

Imbang yang Terasa Seperti Kekalahan

Manchester United sejatinya memiliki peluang besar untuk mengamankan tiga poin. Bermain di kandang dan menghadapi Bournemouth yang sedang dalam tren negatif, ekspektasi kemenangan begitu besar.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. MU kembali menunjukkan rapuhnya organisasi pertahanan. Empat gol bersarang di gawang sendiri, dan hanya penyelamatan di menit-menit akhir yang membuat mereka terhindar dari kekalahan.

Meski sempat membalikkan keadaan menjadi 4-3, keunggulan itu tidak bertahan lama. MU kembali kebobolan, mempertegas masalah konsentrasi dan manajemen permainan yang terus berulang.

Masalah Lama Tak Kunjung Hilang

Hasil melawan Bournemouth mungkin tidak sepenuhnya bencana jika berdiri sendiri. Namun, konteksnya menjadi berat karena Amorim telah menangani tim lebih dari satu musim.

Hingga kini, Manchester United masih belum menunjukkan identitas permainan yang jelas. Masalah transisi bertahan, koordinasi lini belakang, dan konsistensi performa terus menjadi sorotan.

Secara statistik, MU kini tercatat kebobolan lebih banyak gol dibanding Nottingham Forest dan Brentford, dua tim yang berada di papan bawah klasemen. Fakta ini semakin menggerus kesabaran publik Old Trafford.

Setelah gagal lolos ke kompetisi Eropa musim lalu, tekanan terhadap Amorim pun meningkat drastis. Banyak pihak menilai periode adaptasi seharusnya sudah berakhir.

Nama Oliver Glasner Mencuat

Di tengah situasi tersebut, nama Oliver Glasner mulai mencuat sebagai kandidat kuat pengganti Amorim. Pelatih Crystal Palace itu dinilai memiliki reputasi kelas dunia berkat prestasinya dalam beberapa musim terakhir.

Glasner sukses membawa Palace meraih dua trofi dan tampil di kompetisi Eropa, sebuah pencapaian besar mengingat keterbatasan anggaran klub London tersebut.

Dengan sumber daya finansial dan kedalaman skuad Manchester United, banyak yang percaya Glasner bisa membawa dampak signifikan jika diberi kesempatan.

Potensi Besar dengan Sumber Daya MU

Pendukung ide pergantian pelatih menilai bahwa kegagalan Amorim bukan semata soal taktik, tetapi juga soal kepemimpinan dan manajemen ruang ganti.

MU dikenal sebagai klub dengan tekanan besar, sejarah panjang, dan ekspektasi tinggi. Dalam konteks ini, pengalaman Glasner mengelola tim dengan struktur jelas dan disiplin taktik dianggap cocok.

Jika pelatih dengan sumber daya terbatas bisa sukses, maka dengan dukungan penuh MU, potensi keberhasilannya dinilai jauh lebih besar.

Pernyataan Amorim Jadi Bumerang

Masalah Amorim tidak hanya berhenti di atas lapangan. Dalam beberapa hari terakhir, ia menuai kritik setelah secara terbuka menyoroti performa pemain muda Manchester United.

Pernyataan tersebut dinilai tidak sensitif, terutama karena MU dikenal sebagai klub yang menjunjung tinggi peran akademi.

“Amass sekarang kesulitan di Championship. Chido tidak selalu menjadi starter di tim U-21. Semua pemain ini bermain ketika banyak orang mengatakan manajer harus dipecat,” ujar Amorim.

Ucapan tersebut dianggap memperkeruh situasi. Alih-alih melindungi pemain muda, Amorim dinilai justru melempar mereka ke tengah tekanan publik.

Jarak dengan Suporter Makin Terasa

Ikatan emosional antara pelatih dan suporter menjadi faktor penting di klub sebesar Manchester United. Dalam kasus Amorim, jarak itu kini terasa semakin lebar.

Pendukung MU menilai pernyataan terbuka tentang pemain muda berpotensi merusak kepercayaan dan nilai-nilai klub. Situasi ini memperparah kritik yang sudah ada akibat performa tim.

Ketika hasil tak membaik dan komunikasi publik dinilai keliru, posisi seorang pelatih akan semakin sulit dipertahankan.

Titik Kritis di Old Trafford

Manchester United kini berada di persimpangan penting. Manajemen harus memutuskan apakah akan terus memberi waktu kepada Amorim atau mengambil langkah tegas demi menyelamatkan musim.

Dengan performa yang belum stabil, pertahanan rapuh, serta tekanan publik yang semakin besar, perubahan di kursi pelatih mulai dianggap sebagai opsi realistis.

Apakah Ruben Amorim masih memiliki cukup waktu untuk membalikkan keadaan, atau justru Manchester United akan membuka era baru bersama pelatih kelas dunia, menjadi pertanyaan besar yang kini menggantung di Old Trafford.

Baca Juga : FIFA Umumkan 11 Pemain Terbaik Sepak Bola Putri 2025

By admin