Paris Saint-Germain (PSG) kembali menegaskan statusnya sebagai kekuatan dominan sepak bola dunia setelah meraih gelar Piala Interkontinental 2025. Kemenangan ini tidak sekadar menambah koleksi trofi klub asal Prancis tersebut, tetapi juga menyempurnakan pencapaian luar biasa berupa “sextuple” atau enam gelar juara dalam satu musim kompetisi. Prestasi ini menjadi tonggak bersejarah bagi PSG sekaligus menempatkan mereka sejajar dengan klub-klub elite dunia yang pernah mencatatkan capaian serupa.

Final Piala Interkontinental 2025 mempertemukan PSG dengan wakil Amerika Selatan, Flamengo, dalam laga yang berlangsung ketat dan penuh drama di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, Doha, Qatar, Kamis dini hari WIB. Kedua tim bermain imbang 1-1 hingga 120 menit, sebelum PSG akhirnya keluar sebagai pemenang melalui adu penalti dengan skor 2-1.


Final Dramatis yang Berjalan Ketat

Sejak awal pertandingan, PSG dan Flamengo sama-sama menampilkan permainan dengan intensitas tinggi. PSG mencoba mengontrol tempo melalui penguasaan bola dan kombinasi cepat di lini tengah, sementara Flamengo tampil disiplin dan mengandalkan transisi cepat untuk menekan pertahanan lawan.

PSG sempat membuka peluang lebih dahulu pada menit ke-18 melalui Fabian Ruiz. Namun, gol tersebut dianulir wasit setelah tinjauan VAR menunjukkan bola telah lebih dulu keluar lapangan sebelum proses terjadinya gol. Keputusan ini membuat laga tetap berjalan seimbang dan memaksa PSG untuk mencari celah lain.

Keunggulan PSG akhirnya tercipta pada menit ke-38. Khvicha Kvaratskhelia, yang tampil impresif sepanjang turnamen, sukses memanfaatkan umpan dari Desire Doue. Kesalahan antisipasi kiper Flamengo, Agustin Rossi, dimaksimalkan dengan baik oleh winger asal Georgia tersebut untuk membawa PSG unggul 1-0 hingga turun minum.


Flamengo Bangkit dan Paksa Adu Penalti

Memasuki babak kedua, Flamengo tampil lebih agresif. Tekanan demi tekanan akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-62. Wasit menunjuk titik putih setelah Marquinhos melakukan pelanggaran terhadap Giorgian De Arrascaeta di kotak penalti. Jorginho yang maju sebagai algojo menjalankan tugasnya dengan sempurna dan mengubah skor menjadi 1-1.

Gol tersebut membuat laga semakin terbuka. PSG mencoba kembali mendominasi, namun Flamengo tampil disiplin dan mampu meredam serangan-serangan berbahaya. Hingga waktu normal berakhir, skor tetap bertahan imbang dan pertandingan dilanjutkan ke babak tambahan.

Pada extra time, kedua tim sama-sama mendapatkan peluang emas. PSG nyaris mencetak gol penentu pada menit ke-107 melalui Quentin Ndjantou, tetapi sepakannya hanya membentur tiang gawang. Peluang lain dari Ousmane Dembele dan Nuno Mendes juga belum membuahkan hasil, membuat laga harus ditentukan melalui adu penalti.


Safonov Jadi Pahlawan PSG

Babak adu penalti menjadi panggung utama bagi kiper PSG, Matvey Safonov. Penjaga gawang asal Rusia itu tampil luar biasa dengan menggagalkan empat eksekusi penalti pemain Flamengo. Aksi heroiknya membuat PSG akhirnya menang 2-1 dalam tos-tosan dan memastikan diri sebagai juara Piala Interkontinental 2025.

Penampilan Safonov mendapat pujian luas karena ketenangan dan refleksnya di momen krusial. Keberhasilannya ini menegaskan pentingnya peran penjaga gawang dalam laga-laga besar dan menjadi salah satu faktor kunci kesuksesan PSG musim ini.


Makna Besar Gelar Sextuple bagi PSG

Trofi Piala Interkontinental 2025 melengkapi koleksi gelar PSG sepanjang musim 2024/25. Sebelumnya, Les Parisiens telah lebih dulu menjuarai Liga Prancis, Coupe de France, Coupe des Champions, Liga Champions, dan UEFA Super Cup. Enam trofi tersebut menandai musim paling sukses dalam sejarah klub.

Capaian sextuple ini menjadi simbol konsistensi, kedalaman skuad, dan kematangan taktik PSG. Klub yang selama bertahun-tahun dikenal ambisius di level Eropa kini berhasil membuktikan bahwa investasi besar mereka berbuah hasil maksimal.


Kekuatan Tim dan Kedalaman Skuad

Keberhasilan PSG tidak lepas dari kontribusi kolektif seluruh pemain. Kombinasi pemain muda berbakat seperti Desire Doue dan Zaire-Emery dengan pemain berpengalaman seperti Marquinhos, Fabian Ruiz, dan Lee Kang-in menciptakan keseimbangan di dalam tim.

Lini tengah PSG tampil solid sepanjang musim, sementara lini depan mampu menghadirkan variasi serangan. Di sektor pertahanan, disiplin dan organisasi yang baik menjadi fondasi penting, terutama dalam laga-laga krusial seperti final Piala Interkontinental ini.


PSG dan Status Baru di Sepak Bola Dunia

Dengan raihan sextuple, PSG kini tidak lagi hanya dipandang sebagai raja domestik Prancis, tetapi juga sebagai kekuatan global yang disegani. Gelar ini memperkuat reputasi mereka di panggung internasional dan menjadi tolok ukur baru bagi klub-klub lain yang ingin mencapai dominasi serupa.

Keberhasilan ini juga menjadi pesan kuat bahwa PSG telah memasuki fase kematangan sebagai klub besar. Mereka tidak hanya bergantung pada individu, tetapi mampu membangun sistem yang kompetitif dan berkelanjutan.


Penutup: Musim Bersejarah yang Sulit Dilupakan

Musim 2024/25 akan selalu dikenang sebagai periode emas dalam sejarah Paris Saint-Germain. Sextuple yang diraih melalui kerja keras, konsistensi, dan mental juara menjadi bukti nyata transformasi klub menuju level tertinggi sepak bola dunia.

Kemenangan atas Flamengo di Piala Interkontinental 2025 bukan hanya tentang satu pertandingan, melainkan tentang perjalanan panjang PSG dalam membangun identitas sebagai juara sejati. Dengan fondasi yang sudah terbentuk, PSG kini menatap masa depan dengan kepercayaan diri tinggi dan ambisi untuk terus menorehkan sejarah baru.

Baca Juga : Atletico Madrid Lolos 16 Besar Copa del Rey Usai Drama Lawan Baleares

Jangan Lewatkan Info Penting Dari : mabar

By admin